bismillahirrahmanirrahim
"absurd"
Barang kali, itu kali pertama saya mengawali sebuah perenungan di tengah goresan malam dari lazuardi bertabur gemerlap rasi orion, kalau2 keberuntungan saya di tengah langit perkotaan bisa melihat messier 1. *kita cukupkan pembicaraan astronomi. Di sini kita tidak ingin membuka forum diskusi.
Saya ingat di satu malam, periode awalku memasuki sistem baru, teman saya menceritakan keluh-kesahnya pada saya. Kemudian, saya menjawab *selayaknya orang bijak yang dimintai nasehat*, untuk, "tidak menjustifikasi orang dari kali pertama kau melihat, atau bahkan dalam kali kesekiannya. Karena seberapapun kau mengenalnya, akan banyak hal menakjubkan yang mampu kau temui dari sisi lain seorang insan. Selayaknya kita memposisikannya sebagai objek dengan identitas beragam dan variatif, dan kita sedang memandang tinggi untuk nilai keunikan tiap individu tersebut,"
...bahasa sederhananya sih, kita gak bisa langsung berargumen, "gue gak suka dia... dia orangnya begini," dan sebagainya. Karena barang kali, yang kita lihat hanya refleksi permukaan dari bagaimana 'ekspektasi' dia untuk kita menganggap dia seperti apa? Jika dia berharap kita memandangnya sebagai orang bijak & kita memang betul kemudian berpikir dia orang bijak (nyatanya tidak sepenuhnya), artinya ia sukses membangun model karakter hingga paradigma kita seperti demikian adanya.
er,.. bagaimana? apa penjelasanku cukup jelas?
Kemudian, saya gemar memposisikan diri sebagai seorang observer of life, sebagaimana aku sering berujar pada teman sekamar saya yang senang saya ajak untuk berdiskusi. Bahwa manusia itu variatif. Masing-masing dari mereka unik.
dan poin pokok ke arah mana saya ingin bercerita adalah, bagaimana sistem -yang mana saya mengawali dari semester 3 kemarin, adalah sebuah tempat dimana (bagi saya pribadi) adalah murni didominasi orang2 yang saya memandang banyak pelajaran dari mereka. dan dalam memaknai betapa fitrinya perbedaan -meski sering kali saya merasa diri sebagai sosok minoritas yang tidak terdiskriminasi.
Saya baru mengawali cerita di sini, kawan.